Presiden Bank Dunia: Teknologi Buku Besar Terdistribusi Mempunyai 'Potensi Besar'
Crypto - Hi bro, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim telah menyatakan bahwa distributed ledger technology (DLT) atau teknologi buku besar terdistribusi mempunyai potensi besar dan ia menyampaikan bahwa bank harus mengikuti perkembangan teknologi inovatif ini. Kim berbicara di International Monetary Fund (IMF) dan Pertemuan Tahunan Bank Dunia di Bali, Indonesia, 11 Oktober 2018.

Jim Yong Kim, Image : Telegraph.co.uk
Dilansir dari halaman Cointelegraph, Kim membahas bagaimana pentingnya memerangi kemiskinan dengan meningkatkan kemakmuran, menawarkan sesungguhnya bahwa ada penemuan dalam dunia teknologi yang sanggup membantu kita melompati generasi-generasi buruk, teknologi yang sanggup mengurangi korupsi. Kim mengatakan:
"Kami berbicara wacana cryptocurrency, tapi kami pikir buku besar terdistribusi mempunyai potensi besar dan kami menerbitkan obligasi blockchain pertama pada bulan Agustus, di mana kami menciptakan, mengalokasikan, mentransfer dan mengelola seluruh obligasi melalui teknologi blockchain."
Kim melanjutkan bahwa penyebaran blockchain sanggup membantu kelompok mengurangi dokumen dan biaya, blockchain yaitu sesuatu yang sanggup sangat membantu di masa depan.
Dia mengakui bahwa bank belum mengikuti sepenuhnya semua perkembangan terbaru, terutama membantu pelanggan mereka mengambil laba dari teknlogi terbaru menyerupai blockchain.
Baca Juga :
- Ahli Hukum : Membuat Peraturan Crypto Untuk Inggris Bisa Memakan Waktu Dua Tahun
- Cara Membeli Dan Menjual The Abyss (ABYSS) DI Indodax (Trading Pemula)
Baca Juga :
- Ahli Hukum : Membuat Peraturan Crypto Untuk Inggris Bisa Memakan Waktu Dua Tahun
- Cara Membeli Dan Menjual The Abyss (ABYSS) DI Indodax (Trading Pemula)
Menurut Kim, tujuan Bank Dunia yaitu untuk mengembangkan kanal universal layanan keuangan pada 2020, yang menurutnya tidak akan terjadi tanpa keterlibatan yang lebih dari dunia teknologi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bank Dunia dan Commonwealth Bank of Australia (CBA) mengeluarkan obligasi publik secara langsung pada blockchain. Kesepakatan senilai USD 73,16 juta itu mengandung obligasi dua tahun yang dilaporkan telah dilunasi pada 28 Agustus 2018 dan telah diberi harga untuk menghasilkan pengembalian 2,251 persen.
Mengikuti hasil positif dari platform berbasis blockchain, Arunma Oteh, seorang bendahara di Bank Dunia menyatakan bahwa bank akan terus mencari cara untuk memanfaatkan teknologi yang muncul untuk membuat pasar modal lebih kondusif dan efisien.
Presiden Bank Dunia ini sebelumnya pernah menyatakan kritik terhadap mata uang digital. Berbicara dengan CNBC pada bulan Oktober tahun lalu, Kim membuatkan pandangannya wacana teknologi blockchain, ia juga memberitahu risiko derivatif blockchain menyerupai Bitcoin. Dia kemudian menyatakan:
"Teknologi Blockchain yaitu sesuatu yang semua orang bersemangat, tetapi kita harus ingat bahwa Bitcoin yaitu salah satu dari sedikit contoh [penggunaan blockchain dalam mata uang]. Dan waktu lain saat blockchain dipakai mereka intinya denah Ponzi, jadi itu sangat penting bahwa bila kita terus maju dengan itu, kami yakin itu tidak akan dipakai untuk mengeksploitasi. "
Derivatif yaitu sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut " produk turunan" (underlying product); daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan tiba dengan mengacu pada aset yang menjadi contoh pokok (Wikipedia)
(BAS/13/10/18)
0 Response to "Presiden Bank Dunia: Teknologi Buku Besar Terdistribusi Mempunyai 'Potensi Besar'"
Post a Comment